Selasa, 29 Mei 2012

Seberkas kenangan di langit~


Kampus masih terlihat ramai. Meski hari udah sore dan pancaran sinar matahari yang panas mulai terasa teduh. Daun yg tadinya terlihat kering dan gersang berubah menjadi penyejuk dan penyempurna senja.  Masih ada segelintir mahasiswa yang mempunyai kegiatan di area kampus. Dan gw masih duduk di tengah basement fakultas hukum. Di depan gw ada petugas kebersihan yang sedang sibuk menjalani kewajibannya menyapu sekitar basement fakultas. Di sisi yang lain terlihat sekelompok mahasiswa yang sedang diskusi, Di depan café cangkir di belakang fakultas masih terlihat beberapa orang yang sedang latihan bela diri dan segelintir orang yang bersiap pulang.

            Mereka terlihat biasa.
            Ngga ada dari mereka yg terlihat aneh atau terlihat lg punya masalah. Mereka berjalan dgn kehidupan mereka seperti biasanya. Padahal kita ngga tau, apa yg terjadi pada diri mereka, karna dari luar mereka terlihat biasa.
Ya, mungkin gw juga terlihat biasa.
Padahal seminggu yang lalu gw baru aja putus. Di dalam badan yang terlihat kuat dan pribadi yang riang ini, diri gw lagi hancur lebur,  babak belur, kue cucur. Karena serumit apapun masalah kita, sekompleks apapun itu, orang lain akan tetap berjalan pada hidupnya, seolah tak memperdulikan. Karna hidup akan terus berjalan.~

            Hari makin sore, dan gw masih duduk termenung nyender di tiang basement fakultas. Ada 2 alesan kenapa gw belum pulang dan masih duduk sendirian kaya marbot kampus disini. Pertama, karna gw mau istirahat nenangin hati dan fikiran sejenak dari penatnya aktivitas kuliah. Kedua, supaya gw bisa berfikir.
Ya, berfikir.
Berfikir tentang hubungan gw yg baru aja putus. Biasanya setelah putus gw akan terhuyung-huyung dalam kegalauan dalam beberapa hari, lalu kembali ke kehidupan gw yg biasanya. Tapi sekarang beda. Gw pacaran 2,5 tahun lamanya dan putus dengan sangat kontan.

Headset di telinga memainkan Semua Tentang Kita-nya Peterpan. Pikiran gw melambung jauh saat gw masih pacaran dulu.
Biasanya, kalo setiap pulang kuliah si ‘dia’ sms, ‘Hun, kamu udah keluar kelas belum? Aku tunggu basement yaa’. Ya, biasanya sehabis slesei kuliah gw suka sempetin waktu berdua sebelum pulang. Entah itu makan, mampir di tukang es kelapa cuma buat sekedar ngobrol-ngobrol dan ketawa-ketawa, atau sekedar jalan-jalan nikmatin sore. Yg gw tau, hari-hari gw nggak pernah merasa sepi. Beda dgn keadaan gw yg sekarang. Sangat beda.

            ‘misi mas’, gw tersentak. Suara petugas kebersihan merusak lamunan gw,  menyuruh gw buat bangun sebentar karna lantai mau disapu. Kampus mulai terlihat sepi. Sekelompok mahasiswa yang tadi diskusi sudah bubar. Orang-orang yang latihan bela diri terlihat sedang duduk-duduk istirahat, beberapa anggotanya bergegas pulang. Dan pemandangan sekarang mulai lain. Di ujung lorong basement terlihat pasangan yang sedang asik berduaan, duduk menikmati sore, ketawa-ketawa becanda-canda. Beda nasib sama gw. Ya mungkin sama, kalo keadaannya gw masih pacaran.
            Gw kembali duduk, sambil ngebakar sebatang Dunhill yang sekarang ada di mulut gw. Si dia paling gak suka kalo gw ngerokok. Jadi waktu gw masih pacaran, gw hampir stop ngerokok. Lagu di headset memainkan lagu When you tell me that’s you love me-nya Diana rosse feat westlife, gw alihin pandangan gw ke langit. Disana banyak awan. Padahal langitnya cerah, tapi karna tertutup awan jadinya terlihat agak gelap.

Gw bengong.
Moment ini membawa gw ke setahun yang dulu.
*
Setahun yang lalu, sore itu gw masih duduk di atas potongan pohon kering di tepi pantai. Gw duduk sambil ngeliat langit. Di samping gw ada dia, sambil nyenderin kepalanya ke bahu gw. Handphone sony lama gw memainkan lagunya lucky, Jason mraz feat colbie calliat. Berdua, di tepi pantai mencoba menikmati lagu yang ada dan mengingat sebanyak mungkin kenangan yang pernah ada.
Di sana, di sepanjang mata gw memandang, ada 3 hal yang paling dominan. Yaitu laut, langit, sama awan.
Gw bilang sama dia, ‘Semoga cinta kita abadi ya, sama seperti cintanya laut sama langit’, dia spontan nanya, ‘ko? Emang kenapa dengan laut sama langit?’
‘iya, kaya cintanya laut sama langit yang gak bisa dipisahin’, gw mulai bercerita.

            ‘Jadi, Dahulu kala, laut dan langit saling jatuh cinta. Mereka sama2 saling menyukai 1 sama lain. Saking sukanya laut terhadap langit, warna laut sama dengan warna langit, saking sukanya langit terhadap laut, warna langit sama dengan warna laut.
Setiap senja datang, si laut dengan lembut sekali membisikkan "aku cinta padamu" ke telinga langit. Setiap langit mendengar bisikan penuh cinta dari laut, langit tidak menjawab apa2 hanya tersipu2 malu wajahnya semburat kemerahan.
            Namun, suatu hari, datang awan... begitu melihat kecantikan si langit, awan seketika itu juga jatuh hati terhadap langit. Tentu saja langit hanya mencintai laut, setiap hari hanya melihat laut saja. Awan sedih tapi tak putus asa, mencari cara dan akhirnya menemukan akal bulus.
Awan mengembangkan dirinya sebesar mungkin dan menyusup ke tengah2 langit dan laut, menghalangi pandangan langit dan laut terhadap satu sama lain. Laut merasa marah karena tidak bisa melihat langit, sehingga dengan gelombang dan ombaknya, laut berusaha menyibak awan yang mengganggu pandangannya.
Tapi tentu saja tidak berhasil. Lalu datanglah angin, yang sejak dulu mengetahui hubungan laut dan langit merasa harus membantu mereka menyingkirkan awan yang mengganggu. Dengan tiupan keras dan kuat, angin meniup awan ... Awan terbagi2 menjadi banyak bagian, sehingga tidak bisa lagi melihat langit dengan jelas, tidak bisa lagi berusaha mengungkapkan perasaan terhadap langit. sehingga ketika merasa tersiksa dengan perasaan cinta terhadap langit, awan menangis sedih. Hingga sekarang, kasih antara langit dan laut tidak terpisahkan.”
Kamu juga bisa melihat di mana mereka menjalin kasih”, ujar gw.
 ‘coba liat kesana’, gw berkata sambil nunjuk ke ujung laut.
di mana ada satu garis antara laut dan langit, di situlah mereka sedang bersatu’
‘so sweeet’, dia berbalas manja.

            Handphone gw mulai memainkan lagu When you tell me that’s you love me-nya Diana ross feat westlife, lagu itu adalah lagu dimana gw lagi suka sukanya sama dia. Alunan lagu yang mellow dan suasana pantai yang tenang sepertinya telah menstimulasi pikiran kita masing2. Secara gak sadar ikut menyanyikan lagu itu.

Everthing you ask for, nothing is above me
I’m shining like a candle in the dark
When you tell me that’s you love me.

Dan diiringi sayup2 sepenggal lirik yang kita berdua ingat selalu, ditemani suasana senja pantai, membuat kita berdua seakan2 pengen tetap bersama hanya agar merasa nyaman secara hati.. dia pun menatap gue, dan mengucapkan tiga rangkai kata yang membuat gw begitu special sampe sekarang.. ‘I love you’. Gw pun membalas ucapannya.
*
            Gw menghela napas kembali. Langit kini mulai gelap. Entah karna dirinya yang memudar atau awan yang telah mendominasi langit sehingga menjadi gelap. Yg jelas malam akan tiba, dan senja akan berlalu.
Ya, berlalu.
Senja yang cerah ini akan berlalu. Karna apapun yg ada di dunia ini akan berlalu. Senja akan berlalu, dan akan berganti malam. Kesedihan dan kesusahan juga akan berlalu, berganti dgn senyuman dan kebahagiaan. Kehidupan pun juga akan berlalu, dan berganti dgn kematian. Karna tak ada satupun di dunia ini yg abadi. This too, will pass.
Dan yg ini pun akan berlalu.

            Begitu juga hubungan gw,
            Seharusnya gw sadar, bahwa hubungan cinta gw juga akan berlalu. Dan gw ngga harus tenggelam jauh di dalamnya, spy gw nggak terlalu berat jika gw emang harus kembali ke tepi.
Dan sekarang baru terasa, terasa beratnya buat ninggalin semua itu. Ninggalin semua kenangan yg sudah terlanjur terukir.

            Gw kembali melihat sekeliling gw. Kali ini kampus bener-bener sepi, hanya tersisa beberapa motor dan mobil yang masih parkir, entah dimana para pemiliknya berada. Sekarang gw bener-bener sendiri. Udah kaya orang lg bersemedi nyari ilmu hitam, atau kaya orang yg lg uji nyali di tengah gedung tua yg gelap gulita tanpa penghuni. Gw mulai bergegas menuju motor gw, karna gw harus pulang.
Ya, gw harus pulang.
Dan harus pergi dari keterpurukan masa lalu gw ini.
Gw melihat langit lagi. Kini, langit bener-bener udah gelap. Malam telah tiba, dan senja telah berlalu.

Gw harap, dengan berlalunya senja ini, kenangan gw juga akan berlalu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar